Minggu, 27 Januari 2013

Bapak Tua


Seringkali kita melihat masalah hanya dari kacamata pribadi. Ada seorang bapak tua bersama empat anaknya masih kecil-kecil. Mereka naik kereta ekonomi dari Jatinegara menuju Semarang. Di dalam kereta, anak-anak itu sangat ribut sehingga mengganggu penumpang yang lain. Berlarian kesana kemari, teriak-teriak tawa mewarnai keceriaan mereka. Penumpang yang lain banyak yang merasa terganggu dengan tawa anak-anak itu. Sang Bapak Tua sepertinya tidak mau tahu. Seorang ibu memberanikan diri untuk menegur Bapak Tua.

“Pak, maaf pak, apakah anak-anak itu anak Bapak?”

Tanpa menjawab, Bapak Tua itu pelan-pelan mengangkat kepala dan melihat kearah ibu yang menegurnya. “Ada apa bu??” tanya Bapak Tua.

“Itu pak, anak bapak, mereka berisik dan mengganggu penumpang yang lain. Tolong disuruh diam pak. Sebagai orang tua, harusnya bapak bisa menjaga anak-anaknya donk. Kami merasa terganggu.”

“Oh, maaf bu, saya tidak bisa” jawab Bapak Tua.

“Kenapa tidak bisa? Kan itu anak bapak?”

“Saya tidak tega.”

“Kenapa tidak tega?”

“Tiga hari yang lalu, mereka baru saja kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat. Sejak kecelakaan itu, mereka tidak pernah berhenti menangis dan baru hari ini saya bisa melihat mereka tertawa. Saya tidak tega memberhentikan tawanya. Jika ibu tega, saya persilahkan” jawab Bapak Tua mengakhiri percakapan.

Sang ibu kemudian kembali ke tempat duduknya dan tidak bisa berkata apa-apa lagi sambil meneteskan air matanya. Kini, marahnya berubah menjadi sayang, bencinya jadi simpati. Ia sangat senang melihat anak yatim piatu itu bisa tertawa lepas.

Yakinlah, pada saat kita mau membuka mata hati dan pendengaran pastilah hidup ini lebih mudah untuk dipahami. Kebencian jadi kasih saying, dendam jadi persahabatan. Tidak ada yang salah dalam kehidupan ini, yang salah adalah pada saat kita tidak berusaha mau mengerti tentang kehidupan. Sungguh, Allah menginginkan kebaikan bagimu, kehidupan di dunia dan di akhirat. Karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

*Ust. Bagus Pranowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar